Wahidiyah, tidak bisa dipisahkan dari sholawat dan ajarannya. Karena sholawat dan ajaran Wahidiyah sejatinya adalah satu kesatuan yang bulat, utuh ke dalam “Wahidiyah” itu sendiri. Wahidiyah terlahir sebagai bentuk ikhtiar lahir dan batin untuk menyupayakan kejernihan hati, ketenangan batin dan ketentraman jiwa dalam perjalanan manusia (makhluk) kembali kepada Allah Swt. Selain itu, Wahidiyah mempunyai visi, mengantarkan umat manusia untuk menuju kepada satu kesadaran (Ma’rifat) Billah wa Rasulihi Saw., yakni dengan jalan (thariqoh) ber mujahadah (mengamalkan sholawat Wahidiyah) dan penerapan ajarannya (Lillaah-Billaah, Lirrasuul-Birrasuul, Lilghouts-Bilghouts, Yukti Kulladzi Haqqin Haqqoh dan Taqdimul Aham Fal Aham Tsummal Anfa Fal Anfa).
Wahidiyah tidak berafiliasi di bawah Partai/organisasi/lembaga/instansi manapun. Denga kata lain, Wahidiyah berdiri sendiri (independen), dengan mengambil bentuk sebuah yayasan (Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo). Berpusat di Pondok Pesantren Kedunglo al Munadhdhoroh Kediri Jawa Timur dan sekarang ini dipimpin oleh al Mukarrom KH. Abdul Latif Madjid Ra.
Keberadaan Wahidiyah yang beralamat di Pondok Pesantren Kedunglo sendiri dari tahun 1970 telah dilaporkan kepada Departemen Agama RI dan Kejagsaan Agung RI di Jakarta. Dan kemudian dari Kejaksaan Agung telah mengadakan pengecekan melalui Kejaksaan Negeri Kediri dengan Suratnya tanggal 19 Maret 1970 Nomor : B-224/c-1 III/70.
Hal tersebut diperkuat pula dengan keputusan BAKOR PAKEM Tingkat I Jawa Timur yang mengadakan suatu penelitian terhadap Wahidiyah. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan, “bahwa Wahidiyah tidak bertentangan dengan syariat Islam dan pengamalannya seperti dalam thariqot, akan tetapi lebih sederhana”. Untuk selanjutnya, diijinkan guna disebar-luaskan atau disiarkan kepada masyarakat umum. Hal tersebut tercantum dalam Surat Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur tanggal 17 Juli 1978 Nomor : B-1161/I.5.1.1/7/1978.
Wahidiyah (sholawat dan ajarannya) dibawa oleh al Mukarrom KH. Abdul Madjid Ma’roef Qs wa Ra pada awal tahun 1963. Dilahirkan dengan satu keprihatinan seorang ulama terhadap perkembangan mental umat di kala itu. Wahidiyah lahir untuk ikut serta membentuk mental spiritual bangsa, agar umat masyarakat jamii’al ‘aalamiin, bangsa Indonesia khususnya, kembali (sadar) kepad Allah Swt.
Dari sejak kelahirannya, Wahidiyah mengalami perkembangan yang signifikan, baik secara kuantitas maupun kualitas dari pengamalnya. Hal tersebut dibuktikan dengan selalu membludaknya (berjubelnya) peserta (pengamal dan simpatisan Wahidiyah) yang hadir dalam setiap acara-acara kewahidiyahan.
Kesimpulannya adalah, Wahidiyah boleh diamalkan oleh siapa saja, tidak pandang bulu. Mengamalkannya tidak melihat usia, jenis kelamin, ras, etnis, suku bangsa bahkan agama (keyakinan), dengan satu harapan, mereka benar-benar bisa kembali kepada Allah Swt. Di samping itu, Wahidiyah memang terlahir untuk semua lapisan masyarakat jamii’al ‘aalaamiin dan relevansi atas faedah yang dilahirkan sangat fleksibel dari jaman ke jaman, masa ke masa. Faedah dari mengamalkan Sholawat Wahidiyah adalah menjernihkan hati/ketenangan batin/ketentraman jiwa dan sadar (ma’rifat) Billah wa Rasulihi Saw.
dan inilah sholawat wahidiyah :
|
|
Bismillaahir rohmaanir rohiim
ASH SHOLAAWAATUL WAAHIDIYYAH
Faedah Menjernihkan Hati Dan Ma’rifat Billah Wa Rasulihi Saw
Ilaa hadhroti sayyidinaa muhammadin shollaaaoohu ‘alaihi wa sallam, alfaatihah 7x
Wa ilaa hadhroti ghoutsi hadzaz zamaan wa a’waanihi wa saairil auliyaaillaai rodliyalloohu ta’ala ‘anhum, alfaatihah 7x
Alloohumma yaa waahidu yaa ahad, yaa waa jidu yaa jawaad, sholli wasallim wa baarik ‘ala sayyidinaa muhammadin wa’alaa aali sayyidiinaa muhammad, fii kulli lam hatin wanafasin bi’adadi ma’luumaatillaahi wa fuyuudlootihii wa amdaadih 100x
Alloohumma kamaa anta ahluh, sholli wa sallim wa baarik ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa wa syafii’inaa wa habiibina wa qurroti a’yuninaa muhammadin shollalloohu ‘alaihi wa sallama kamaa huwa ahluh, nas alukalloohumma bihaqqihii antughriqoonaa fii lujjati bahril wahdah, hatta laa naroo, walaa nasma’a walaa najida walaa nuhissa walaa nataharroka walaa naskuna illaa bihaa, wa tarzuqonaa tamaama maghfirotika yaa allooh, wa tamaama ni’matika yaa allooh, wa tamaama ma’rifatika yaa allooh, wa tamaama mahabbatika yaa allaooh wa tamaama ridhwaanika yaa allooh, wa sholli wa sallim wa baarik ‘alaihi wa ‘alaa aalihii wa shohbih, adadamaa ahaathobihii ‘ilmuka wa ahshoohu kitaabuk, birohmatika yaa arhamar roohimiin wal hamdulillaahi robbil ‘aalamiin 7x
Yaa syaafi’al kholqish sholaatu wassalaam, ‘alaika nuurol kholqi haadiyal anaam, wa ashlahuu wa ruuhahuu adriknii, faqod zholamtu abadaw warobbinii, walaisa lii yaa sayyidii siwaakaa, fain tarudda kuntu syahkshon haalikaa 3x
Yaa sayyidii yaa rasuulallooh 7x
Yaa ayyuhal ghoutsu salaamullooh, ‘alaika robbinii bi’idznillaah, wanzhur ‘ilaiyya sayyidii binazhroh, muushilatin lilhadhrotil ‘aliyyah 3x
Yaa syaafi’al kholqi habiiballoohi, sholatuhuu ‘alaika ma’ salaamihii, dhollat wa dhollat hiilatii fi baldatii, khudz biyadii yaa sayyidii wal ummati 3x
Yaa sayyidii yaa rasuulallooh 7x
Yaa robbanalloohumma sholli sallimi, ‘alaa muhammadin syafii’il umami, wal aali waj’alil anaama musri’iin, bil waahidiyyati lirobbil ‘aalamiin, yaa robbanaghfir yassiriftah wahdinaa, qorrib wa allif bainanaa yaa robbanaa 3X
Alloohumma baarik fiimaa kholaqta wahaadzihil baldah yaa allooh wa fii haadzihil mujaahadah yaa allooh 7x
Istighrooq (Diam, tidak membaca apa-apa. Segenap perhatian tertuju hanya kepada Allah Swt. Pendengaran, perasaan, ingatan, fikiran dikosentrasikan hanya kepada Allah Swt., tetapi bukan mengingat lafadz Allah).
Do’a :
Bismillaahir rohmaanir rohiim. Alloohuma bihaqqis mikal a’zhom, wabijaahi sayyidinaa muhammadin shollalloohu ‘alaihi wasallam, wa bibarokati ghoutsi hadzaz zamaan wa a’waanihii wa saairi auliyaaika yaa allooh, yaa allooh, yaa allooh rodhiyalloohu ta’aala ‘anhum 3x, balligh jamii’al ‘aalamiin nidaa anaa hadzaa waj’al fihii ta’tsiiron baliighoo 3x, fainnaka ‘alaa kulli syai’in qodiir, wabil ijaabati jadiir 3x
Fafiruu ilallooh 7x
Waqul jaa’alhaqqu wazahaqol baathil innal baathila kaana zahuuqoo 3x
Posting Komentar